Bejo Pengen Dadi Romo
Suatu ketika ibuku bertanya: “Bejo,
sebentar lagi mkau kelulusan, piye kamu mau daftar ke mana?” Sontak aku
mmenjawab: “aku mau ndaftar seminari bu..!” Ibuku sangat kaget dan bertanya
lagi padaku: “wah, sejak kapan kamu ingin jadi romo le?” Lalu akupun berkata : “sejak
ikut miskel kemarin bu..”
Ya,
semua memang benar adanya. Tanggal 30 Desember-1 Januari kemarin aku mengikuti
misa keliling se-dekenat selatan. Acara yang dihadiri oleh kaum muda katolik
dari berbagai wilayah. Ada
yang dari Paroki Kroya, Cilacap, Kebumen, Gombong, dan masih banyak lagi. Akupun
menjadi salah satu pesertanya. Misa keliling kali ini berbeda dat\ri yang
sebelumnya. Panitia mengundang para frater Joker ( projo purwokerto ) untuk
hadir turut serta.
Jika
sedang bergurau dengan mereka, para freter banyak menceritakan pengalaman
mereka khususnya kehidupan di seminari. Mulai dari kisah di Seminari Menengah,
kisah peregrinasi, dan kisah di Seminari Tinggi. Aku sangat antusias mendengar
cerita mereka. Sangat menarik dan luar biasa. Semakin aku mengenal mereka
semakin kuat juga rasa hati ini untuk mampu menjadi seprti mereka.
Pada
misa malam tutup tahun aku melihat para frater mengisi koor dan ada beberapa
frater yang memainkan alat musik. Mereka menyanyikan lagu misa dengan bahasa
latin. Sangat indah ! suara mereka sangat merdu. Aku juga melihat mereka
mengenakan jubah putih panjang. Jubah itu sangat menewan. Pasanya jubah itu
seperti bersinar. Lagi-lagi hati ini bergejolak, ingin sekali rasanya bisa
mengenakan jubah itu, entah mengapa.
Akhirnya
tibalah pada acara terakhir yaitu misa penutupan + misa tahun baru. Aku kembali
menyaksikan para frater mengenakan jubah putih panjang itu lagi. Namun saat
misa di mulai ada seorang frater keluar dengan mengenakan pakaian bak penari
serta menggunakan topeng. “Itu Frater Titus !” sontak aku berteriak. Dalam hati
aku berkata: “ wah, aku pengen bisa nari kayak gitu.”
Bukan
hanya itu, ternyata para frater menampilkan teater yang sangat apik dan
memukau. Pemainnya adalah Frater Bram sebagai Semar, Frater Vigo sebagai
Bagong, Frater Ia sebagai Petruk, Frater Wawan sebagai Gareng. Mereka memeran
kah tokoh pewayangan Punokawan. Teater ini menceritakan tentang kisah Bagong
yang ingin masuk seminari alias kepengin dadi romo. Dalam cerita Bagong
mengatakan ada 3 tes untuk mmasuk seminari yaitu : 1.Tes Intelektual, 2.Tes
Kerohanian, 3.Tes Selibat ( tidak menikah ), begitu yang aku tangkap. Dari situ
jujur aku semakin tertantang untuk berani menjajal seperti apa yang sudah
dilakukan Bagong. Teaterpun selaesai, ditutup oleh sebuah lagu yang dinyanyikan
oleh frater Rendy. Lirik lagu yang sangat aku suka, dan yang aku ingat sampai
saat ini adalah “lalalalal…. Aku seneng dadi projo Purwokerto”
Miskelpun
usai. Kami semua lalu pergi ke ruang makan untuk santap siang. Sampai di sana aku menghampiri
Frater Ia dan bertanya: “frater capek yo?” lalu frater manjawab : “ia, capek
iki jo! Tapi tetep seneng kok, tetep semangat, hehehehe!” Setelah itu akupun
menghampiri beberapa orabng frater yang sedan makan. Aku duduk di sebelah
mereka. Salah satu dari mereka menyuruhku untuk mendaftar ke Seminari. Akupun hanya
tertawa untuk menjawabnya. Aku berbalai bertanya, mengajak para frater untuk
bermain bola berssamaku bila ada waktu. Fraterpun menjawab: “main bolanya besok
di lapangan seminari Mertoyodan ya!” akupun menganggukan kepala menjawab
pertanyaan itu.
Dari
situ aku mulai sadar bahwa keinginanku untuk bisa menjadi romo semakin kuat. Panggilanku
sepertinya semakin kuat. Aku sangat bangga pada frater-frater itu. Mereka rela
meninggalkan apapun, rela menyerahkan diri mereka seutuhnya pasa Tuhan. Aku melihat
pancaran kasih dan semangat dari dalam diri mereka.
Akhirnya
aku memutuskan untuk mendaftar ke sebuah SMA, dimana aku percaya di SMA itu aku
akan di godhog hingga matang, sehingga panggilanku semakin tumbuh kuat. Bukan SMA
nomor satu, bermodel mewah, atau apalah. Seminari Menengah Petrus Canisius
Mertoyudan. Di situlah aku menentukan pilihanku. Tidak mau tahu apa kata orang,
mau dikatakan sekolahnya tidak mengasyikan karena diperuntukan khusus bagi kaum
adam atau apalah, yang penting itu tidak menjadi penghalang bagiku. Aku yakin
itu merupakan tempat yang cocok bagiku. Aku ingin belajar banyak hal disana.
Setelah
lulus dari sanapun aku ingin bersekolah di tempat yang sama dengan para frater
Joker tadi. Aku ingin menjadi teman mereka, ingin menjadi saudara mereka, dan
ingin menjadi bagian dari mereka. “aku pengen dadi projo Purwokerto” kata-kata
itu yang selelu ku ingat dalam hati.
Terimakasih
untuk frater semua yang secara tidak langsung sudah menumbuhkan panggilanku ini.
Ini sangat misteri, panggilanku muncul secara tiba-tiba. “Frater-frater tunggu
aku di Seminari ya!, Hidup frater Joker!!”
Kringg…. Kringg…. Kringg…. Kringg….
Kringg….
* ahhh, berisik sekali, aku masih
ngantuk!! Hooooaaaammmm
* eeeeeee, Bejo ayo bangun,
katanya hari ini mau ndaftar ke Merto ? AYO BANGUN !!!
* Walahhh aku kelalen buu.. aku
kemalaman tidurnya, soale kemarin habis chatingan sama frater, nanya-nanya
masalah pendaftaran di Seminari.. Hoooooaaamm
* eeeh kok malah molor lagi, ayo
mkita sudah telat!!
* haaaaaaaahhh??? Aduh..aduh..aduh
-Hahahahah,
Aduh sory kalau ceritaku ndak
cetho, ngombro-ombro,
Sekedar iseng bercerita saja,
Ajang mengembangkan bakat
kreativitas,
Oleh-oleh miskel juga,
Maaf kalau jelek dah aneh..
Salam dari Bejo ^^..
Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar